.

KSPSI: Korupsi Sertifikasi K3 Diduga Jadi Biang Kerok Lonjakan Kecelakaan Kerja hingga 72 Persen

25 August 2025 14:18

Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jumhur Hidayat menyoroti lonjakan angka kecelakaan kerja yang mencapai 72 persen sejak 2020. Ia menduga kuat hal ini berkorelasi langsung dengan praktik korupsi dalam proses sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

"Ini mengerikan sekali karena data tahun 2020 kecelakaan kerja itu hanya 115.000 orang di seluruh Indonesia, kemudian di tahun 2024 menjadi hampir 200.000 orang dan meningkat sekitar 72 persen," ujar Jumhur dikutip dari Selamat Pagi Indonesia, Senin, 25 Agustus 2025.

Jumhur menjelaskan modus praktik ini terjadi saat sertifikat akan diterbitkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), setelah para pekerja mengikuti pelatihan dari perusahaan jasa K3. Ia menyebut ada angka resmi dan tidak resmi dalam proses tersebut.

"Nah, sertifikasinya itu memang dikeluarkan oleh kementerian. Nah, di sini prosesnya. Jadi, ada angka resmi, ada angka yang tidak resmi," ungkapnya.
 

Baca juga: Noel Patok Tarif Pemerasan K3, KPK: Proses Pengajuan Diperlambat Jika Bayar Normal

Menurutnya, peningkatan jumlah kecelakaan kerja berbanding lurus dengan lonjakan klaim yang dibayarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Nominalnya bahkan naik lebih dari 100 persen dalam empat tahun terakhir.

"Data BPJS Ketenagakerjaan naiknya dari sekitar Rp1,5 triliun untuk kecelakaan kerja di tahun 2020 dan di tahun 2024 menjadi Rp3,5 triliun," tuturnya.

"Jujur saya malu gitu, sebab kita menurun dalam urusan seperti harga nyawa orang dan kesehatan orang itu kita rendah sekali," tambahnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Jumhur mendesak pemerintah untuk memperkuat sistem pengawasan. Ia juga menekankan pentingnya komitmen kuat dari pimpinan kementerian untuk memberantas mental korup di jajarannya.

"Kalau saya sih pengawasan, ya. Jadi, ujung itu memang pemerintah. Kalau pemerintah berubah, ke bawahnya itu berubah," pungkasnya.

(Daffa Yazid Fadhlan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com